Langsung ke konten utama

Alula Bermain “Kubus Meraba”


Alhamdulillah.. Alula punya mainan baru.

Kemarin, saya iseng-iseng buka web sebuah toko mainan. Saya lihat-lihat sambil menandai mainan apa yang kira-kira bisa membantu stimulasi Alula. Saya berusaha memilihkan mainan yang sesuai dengan umurnya supaya mainan tersebut bisa segera digunakan. Setelah dipilah-pilah akhirnya saya memilih sebuah mainan yang saya kira akan bermanfaat untuk stimulasi Alula, yaitu “Kubus Meraba”.

“Kubus Meraba” ini memiliki enam sisi yang masing-masing berisi gambar hewan. Masing-masing gambar memiliki tekstur yang berbeda ketika dipegang. “Kubus Meraba” ini juga dapat mengeluarkan suara ketika digoyang, mengeluarkan suara kresek-kresek ketika kepala ulat dipegang, dan memiliki suara ciit ciit ketika wortel ditekan. Sejauh ini Alula baru bisa memegang, menggoyang dan melihat gambarnya, dia belum memahami jika ada perbedaan tekstur di masing-masing gambar, juga belum memahami ada suara lain yang dapat ia dengar seperti suara kresek-kresek dan ciit ciit.
Karena “Kubus Meraba” ini hasil beli, maka tidak dapat dimasukkan dalam kategori kreatif. Nah., saya mencoba menggunakan kemampuan kreativitas saya supaya Alula paham bahwa “Kubus Meraba” ini fungsinya tidak hanya digoyang dan dilempar.

Di awal pengenalan “Kubus Meraba” ini, saya memperkenalkan nama-nama hewan yang ada di setiap sisi. Supaya nyambung dengan belajar Alula di hari sebelumnya, saya menyisipkan satu dua kata bahasa Arab untuk nama-nama hewan seperti arnabun untuk kelinci, fiilun untuk gajah, samakun untuk ikan, dan sebagainya. Oyaa.., Alula suka sekali setiap saya menyanyikan lagu hewan dalam bahasa Arab (versi saya sendiri tentunya).

Setelah mengenalkan nama hewan plus bahasa Arabnya, saya mulai mengarahkan tangan Alula untuk meraba tekstur-tekstur di setiap sisi, ada yang lembut, kasar, licin, dan sebagainya. Butuh waktu untuk membuat Alula mengerti. Alula hanya sesekali berhasil meraba, kegiatan selanjutnya adalah memegang, memasukkan ke mulut, kemudian melemparkan “Kubus Meraba” ini.

Saya harus lebih semangat mengenalkan berbagai tekstur ini pada Alula untuk melatih indra sensoriknya. Kesimpulannya, Alula sudah mulai suka dengan permainan barunya, hanya butuh waktu membuat dia mengerti cara memainkannya. J


#tantangan10hari
#level9
#kuliahbunsayIIP
#thinkcreative




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku "Rumahku Madrasah Pertamaku"

Judul Buku : Rumahku Madrasah Pertamaku (Panduan Keluarga Muslim dalam Mendidik Anak) Penulis : Dr. Khalid Ahmad Syantut Penerbit : Maskana Media (Imprint Pustaka Rumah Main Anak) Cetakan : kedua, Januari 2019 Jumlah Halaman : 184 halaman Pertama kali melihat iklan masa PO buku ini, saya langsung tertarik untuk memesannya. Saya memang senantiasa tertarik pada buku parenting . Ketidaksempurnaan dalam diri saya membuat saya ingin terus memperbaiki supaya kelak saya bisa mendidik anak-anak sesuai dengan apa yang Allah dan Rasul inginkan. Setelah menunggu selama kurang lebih dua minggu, akhirnya buku ini berada di pelukan saya. Desain dan layout buku yang menarik membuat saya ingin segera membacanya. Kemudian, saya bacalah buku ini, mengalahkan tumpukan buku lain yang belum sempat terbaca. "Rumahku Madrasah Pertamaku" begitulah judul buku ini. Sesuai dengan judulnya, buku ini mengingatkan saya kembali tentang betapa berpengaruhnya lingkungan rumah terhadap karakter a...

Review: Smart Hafiz Mempersiapkan Si Kecil Anti Smartphone

Akhir-akhir ini sering saya lihat anak-anak sudah susah terlepas dari gawai. Gawai yang mereka pakai biasanya jenis smartphone. Tak hanya anak-anak, balita bahkan batita juga sering saya lihat mulai menggunakan barang elektronik ini. Bagi saya, hal tersebut kurang mendidik. Anak-anak terutama balita seharusnya bermain untuk melatih kemampuan motorik mereka. Anak-anak yang lebih besar seharusnya bisa membangun interaksi dengan teman sebaya maupun orang di sekitarnya, bukan bersifat antisosial. Nah., latihan kemampuan motorik dan membangun kemampuan sosial ini yang tidak ditemukan dalam smartphone. Anak-anak cenderung pasif ketika menggunakan sartphone. Apalagi jika smartphone tersebut terhubung dengan internet. Anak usia 3 tahun pun bisa mengakses Youtube dan berselancar mencari video-video yang disukainya. Jika sudah terlanjur demikian, anak akan susah disapih dari benda bernama smartphone ini. Ketika kita ingin menyapih anak dari smartphone tantangannya lebih besar dibanding...

Pojok Bermain Lula

Bermain menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan dari masa kanak-kanak termasuk usia bayi. Bermain dibutuhkan anak-anak sebagai sarana eksplorasi sekaligus sebagai sarana bermain peran. Melalui bermain, anak-anak bisa mengeksplorasi lingkungan sekitarnya. Ia bisa mengenal berbagai bentuk benda, warna, halus kasar, besar kecil, dan sebagainya. Ketika ia memainkan sesuatu, ia berarti melihat dan memegang lebih dekat apa yang anak tersebut mainkan. Demikian pula dengan bermain peran. Dalam kegiatan bermain, kadang anak berperan seolah-olah menjadi penjual, ibu, dokter, pembeli, guru, atau pekerjaan lainnya. Peran yang dimainkan anak-anak bisa membantu memperkaya kosa kata yang dimilikinya. Apakah terdapat hubungan antara bermain dan mendidik? Menurutku bermain erat kaitannya dengan mendidik terutama bagi anak-anak di usia balita. Ketika bermain, ia sekaligus dapat belajar banyak hal. Misalnya, dalam permainan kubus meraba untuk bayi usia 6 bulan. Ketika bermain kubus meraba, bayi dapa...