Langsung ke konten utama

SPSS, Aplikasi Olah Data Andalan



SPSS merupakan salah satu aplikasi olah data statistik yang memudahkan Ibu untuk mengolah data tertentu. Aplikasi ini memang tidak ada hubungannya dengan pertumbuhan atau perkembangan anak, namun bisa bermanfaat untuk pengembangan diri atau pekerjaan tertentu jika Ibu bekerja di ranah publik. Aplikasi ini cukup komplit, walau saya masih membutuhkan tutorial ketika menggunakannya. Jika tanpa tutorial saya masih kesulitan menggunakan aplikasi ini.
Saya mengenal SPSS sejak masih kuliah. Saya sudah menggunakan bantuan SPSS dalam mengolah data di skripsi dan tesis saya. Hasil olah data menggunakan SPSS ini cukup memuaskan karena dapat menyingkat waktu saya dalam menghitung dan mengolah data. Saya merasa sangat terbantu dalam mengolah ratusan data kuantitatif. Penggunaan SPSS ketika saya masih kuliah S1 dan S2 agak berbeda. Semakin meningkat jenjang kuliah saya, maka penggunaan SPSS semakin rumit. Ketika masih S1, saya cukup menggunakan uji-t dalam skripsi saya. Sedangkan ketika sudah S2, penggunaan SPSS sudah lebih rumit lagi seperti uji normalitas galat, uji homogenitas galat, analisis jalur, dan sebagainya.
SPSS masih saya pakai di dunia kerja. Ketika ada hibah penelitian dan penelitian saya lolos, maka SPSS ini akan kembali beraksi. Selain emat waktu, SPSS juga bisa menampilkan data dengan lebih akurat, kecuali memang ada human error. Dalam rangka meminimalisasi human error ini maka saya selalu menggunakan tutorial setiap hendak mengolah data. Dikarenakan apapun dan di manapun data yang kita masukkan pasti SPSS akan memberikan hasil, maka kita harus hati-hati dalam memasukkan data.
Di zaman serba teknologi ini, tidak ada salahnya kita beralih dari cara manual. Kalau dulu hitung-hitungan statistik kita perlu njlimet (bahasa jawa: sangat teliti) dalam memasukkan data atau membuat turus, sekarang saatnya move on ke cara yang lebih digital. Cara digital ini lebih efektif, akurat, dan lebih hemat waktu. Apalagi bagi ibu yang dobel job baik di ranah publik maupun domestik, manajemen waktu sangatlah penting. Menggunakan SPSS untuk menunjang pekerjaan Ibu sekaligus menyingkat waktu bekerja tentu akan lebih bermanfaat bagi pribadi Ibu dan anak-anak.
Saya sendiri belum memanfaatkan SPSS setelah menjadi Ibu, karena belum ada lowongan hibah penelitian lagi. Terakhir saya memanfaatkan SPSS ini ketika hamil Alula. Dalam kondisi super pegal di seluruh tubuh dan kondisi yang gampang lelah, SPSS ini sangat membantu pekerjaan saya. Untuk Ibu yang pekerjaannya berkaitan dengan olah statistik bisa mencoba aplikasi ini loh.
#Tantangan10Hari
#Level12
#KuliahBunsayIIP
#KeluargaMultimedia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku "Rumahku Madrasah Pertamaku"

Judul Buku : Rumahku Madrasah Pertamaku (Panduan Keluarga Muslim dalam Mendidik Anak) Penulis : Dr. Khalid Ahmad Syantut Penerbit : Maskana Media (Imprint Pustaka Rumah Main Anak) Cetakan : kedua, Januari 2019 Jumlah Halaman : 184 halaman Pertama kali melihat iklan masa PO buku ini, saya langsung tertarik untuk memesannya. Saya memang senantiasa tertarik pada buku parenting . Ketidaksempurnaan dalam diri saya membuat saya ingin terus memperbaiki supaya kelak saya bisa mendidik anak-anak sesuai dengan apa yang Allah dan Rasul inginkan. Setelah menunggu selama kurang lebih dua minggu, akhirnya buku ini berada di pelukan saya. Desain dan layout buku yang menarik membuat saya ingin segera membacanya. Kemudian, saya bacalah buku ini, mengalahkan tumpukan buku lain yang belum sempat terbaca. "Rumahku Madrasah Pertamaku" begitulah judul buku ini. Sesuai dengan judulnya, buku ini mengingatkan saya kembali tentang betapa berpengaruhnya lingkungan rumah terhadap karakter a...

Review: Smart Hafiz Mempersiapkan Si Kecil Anti Smartphone

Akhir-akhir ini sering saya lihat anak-anak sudah susah terlepas dari gawai. Gawai yang mereka pakai biasanya jenis smartphone. Tak hanya anak-anak, balita bahkan batita juga sering saya lihat mulai menggunakan barang elektronik ini. Bagi saya, hal tersebut kurang mendidik. Anak-anak terutama balita seharusnya bermain untuk melatih kemampuan motorik mereka. Anak-anak yang lebih besar seharusnya bisa membangun interaksi dengan teman sebaya maupun orang di sekitarnya, bukan bersifat antisosial. Nah., latihan kemampuan motorik dan membangun kemampuan sosial ini yang tidak ditemukan dalam smartphone. Anak-anak cenderung pasif ketika menggunakan sartphone. Apalagi jika smartphone tersebut terhubung dengan internet. Anak usia 3 tahun pun bisa mengakses Youtube dan berselancar mencari video-video yang disukainya. Jika sudah terlanjur demikian, anak akan susah disapih dari benda bernama smartphone ini. Ketika kita ingin menyapih anak dari smartphone tantangannya lebih besar dibanding...

Pojok Bermain Lula

Bermain menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan dari masa kanak-kanak termasuk usia bayi. Bermain dibutuhkan anak-anak sebagai sarana eksplorasi sekaligus sebagai sarana bermain peran. Melalui bermain, anak-anak bisa mengeksplorasi lingkungan sekitarnya. Ia bisa mengenal berbagai bentuk benda, warna, halus kasar, besar kecil, dan sebagainya. Ketika ia memainkan sesuatu, ia berarti melihat dan memegang lebih dekat apa yang anak tersebut mainkan. Demikian pula dengan bermain peran. Dalam kegiatan bermain, kadang anak berperan seolah-olah menjadi penjual, ibu, dokter, pembeli, guru, atau pekerjaan lainnya. Peran yang dimainkan anak-anak bisa membantu memperkaya kosa kata yang dimilikinya. Apakah terdapat hubungan antara bermain dan mendidik? Menurutku bermain erat kaitannya dengan mendidik terutama bagi anak-anak di usia balita. Ketika bermain, ia sekaligus dapat belajar banyak hal. Misalnya, dalam permainan kubus meraba untuk bayi usia 6 bulan. Ketika bermain kubus meraba, bayi dapa...