Langsung ke konten utama

Belajar Canva, Dalam Rangka Mengatasi Miskin Ide Desain



Setiap manusia diciptakan lengkap, di satu sisi memiliki kelebihan, di sisi lain ia juga punya kekurangan. Begitu pula dengan saya. Saya memiliki kekurangan yang sampai saat ini kekurangan tersebut masih saja begi kentara, yaitu mendesain terutama kemampuan membuat template. Mendesain bagi saya adalah hal yang mudah untuk dipikirkan, namun sulit untuk direalisasikan. Kadang dalam pikiran banyak berseliweran ide ingin membuat desain yang begini begitu, namun pada kenyataannya tak bisa direalisasikan secara sempurna. Seperti ketika belajar Picsart dan Phonto, saya hanya bisa kulit-kulitnya saja, belum menguasai aplikasi tersebut sepenuhnya.
Sering terlintas di pikiran saya untuk melengkapi blog saya dengan template yang saya buat sendiri, menulis quote dipadu dengan template yang apik, serta memanfaatkan template tertentu sebagai sarana iklan. Lagi-lagi saya belum bisa optimal menggunakan Picsart dan Phonto untuk mencapai keinginan-keinginan saya tersebut, Besarnya keinginan untuk bisa mendesain membuat saya mencoba mencari aplikasi desain lain.yang lebih ringan dan instan. Akhirnya saya mendapatkan Canva.
Aplikasi Canva ini lumayan menjawab keinginan saya untuk membuat desain template seperti yang saya inginkan. Saya tinggal memilih beberapa model template yang saya suka dan meng-edit kata-kata yang ada di dalamnya. Instan dan hasilnya lumayan. Sejauh ini saya puas dengan hasilnya. Kita tinggal memilih template yang kita inginkan seperti template media sosial, template facebook cover, template businnes card, template instagram, dan masih banyak template lainnya. Sebenarnya, kita bisa pula membuat template dari awal. Kita bisa pilih gambar sendiri pilih ukuran sendiri. Namun saya merasa prosesnya terlalu lama sementara saya tak bisa berlama-lama memegang gawai.
Oleh karena itu, aplikasi Canva ini cocok sekali untuk Ibu yang tak pandai mendesain namun ingin punya desain template yang bagus untuk tulisan atau iklan. Saya termasuk dalam tipe Ibu seperti itu, ingin proses desain yang instan tapi hasilnya bagus. Canva ini sangat membantu loh Ibu bisa mencoba Canva untuk mengiklankan produk yang Ibu jual atau membuat kartu ucapan sendiri. Ibu bisa juga mencantumkan quote positif dengan template yang sudah disediakan di Canva. Percayalah, hasilnya bagus dan artistik seperti yang biasa kita lihat di Instagram.

#Tantangan10Hari
#Level12
#KuliahBunsayIIP
#KeluargaMultimedia


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku "Rumahku Madrasah Pertamaku"

Judul Buku : Rumahku Madrasah Pertamaku (Panduan Keluarga Muslim dalam Mendidik Anak) Penulis : Dr. Khalid Ahmad Syantut Penerbit : Maskana Media (Imprint Pustaka Rumah Main Anak) Cetakan : kedua, Januari 2019 Jumlah Halaman : 184 halaman Pertama kali melihat iklan masa PO buku ini, saya langsung tertarik untuk memesannya. Saya memang senantiasa tertarik pada buku parenting . Ketidaksempurnaan dalam diri saya membuat saya ingin terus memperbaiki supaya kelak saya bisa mendidik anak-anak sesuai dengan apa yang Allah dan Rasul inginkan. Setelah menunggu selama kurang lebih dua minggu, akhirnya buku ini berada di pelukan saya. Desain dan layout buku yang menarik membuat saya ingin segera membacanya. Kemudian, saya bacalah buku ini, mengalahkan tumpukan buku lain yang belum sempat terbaca. "Rumahku Madrasah Pertamaku" begitulah judul buku ini. Sesuai dengan judulnya, buku ini mengingatkan saya kembali tentang betapa berpengaruhnya lingkungan rumah terhadap karakter a...

Review: Smart Hafiz Mempersiapkan Si Kecil Anti Smartphone

Akhir-akhir ini sering saya lihat anak-anak sudah susah terlepas dari gawai. Gawai yang mereka pakai biasanya jenis smartphone. Tak hanya anak-anak, balita bahkan batita juga sering saya lihat mulai menggunakan barang elektronik ini. Bagi saya, hal tersebut kurang mendidik. Anak-anak terutama balita seharusnya bermain untuk melatih kemampuan motorik mereka. Anak-anak yang lebih besar seharusnya bisa membangun interaksi dengan teman sebaya maupun orang di sekitarnya, bukan bersifat antisosial. Nah., latihan kemampuan motorik dan membangun kemampuan sosial ini yang tidak ditemukan dalam smartphone. Anak-anak cenderung pasif ketika menggunakan sartphone. Apalagi jika smartphone tersebut terhubung dengan internet. Anak usia 3 tahun pun bisa mengakses Youtube dan berselancar mencari video-video yang disukainya. Jika sudah terlanjur demikian, anak akan susah disapih dari benda bernama smartphone ini. Ketika kita ingin menyapih anak dari smartphone tantangannya lebih besar dibanding...

Pojok Bermain Lula

Bermain menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan dari masa kanak-kanak termasuk usia bayi. Bermain dibutuhkan anak-anak sebagai sarana eksplorasi sekaligus sebagai sarana bermain peran. Melalui bermain, anak-anak bisa mengeksplorasi lingkungan sekitarnya. Ia bisa mengenal berbagai bentuk benda, warna, halus kasar, besar kecil, dan sebagainya. Ketika ia memainkan sesuatu, ia berarti melihat dan memegang lebih dekat apa yang anak tersebut mainkan. Demikian pula dengan bermain peran. Dalam kegiatan bermain, kadang anak berperan seolah-olah menjadi penjual, ibu, dokter, pembeli, guru, atau pekerjaan lainnya. Peran yang dimainkan anak-anak bisa membantu memperkaya kosa kata yang dimilikinya. Apakah terdapat hubungan antara bermain dan mendidik? Menurutku bermain erat kaitannya dengan mendidik terutama bagi anak-anak di usia balita. Ketika bermain, ia sekaligus dapat belajar banyak hal. Misalnya, dalam permainan kubus meraba untuk bayi usia 6 bulan. Ketika bermain kubus meraba, bayi dapa...