Langsung ke konten utama

Kitchen Talk: Saatnya Ngobrol Ringan di Pagi Hari


Memasuki hari ke-4 tantangan 10 hari Bunsay batch 3, saya mulai menemukan beberapa point penting dalam komunikasi dengan suami. Komunikasi produktif dengan suami memang baru saya mulai setelah menikah karena masa perkenalan kami yang sangat singkat. Bahkan sampai sekarang saya merasa masih belum percaya kalau saya sudah menikah.. :D.

Setiap keluarga atau setiap pasangan memiliki gaya komunikasi yang berbeda. Dan yang pasti unik-unik. Misalnya, di iklan salah satu produk teh ditekankan “Saatnya ngeteh saatnya bicara”. Contoh lain, di keluarga saya dulu saat saling bicara dan bercanda justru ketika mencuci baju bersama. Walaupun sudah ada mesin cuci, agenda mencuci bersama ini tetap berlangsung setiap hari. Nah., di keluarga kecil saya sekarang, karena sama-sama tidak begitu hobi ngeteh dan tidak ada agenda mencuci bersama maka sarana ngobrol ringan jadi pindah ke dapur. Kalau ada istilah pillow talk saya juga punya istilah untuk gaya komunikasi saya di dapur yaitu kitchen talk.

Agenda masak bersama dengan suami masih sering kami lakukan, terutama di pagi hari sebelum suami berangkat bekerja, kecuali hari Minggu. Mungkin karena kami hanya berdua dan suami niat banget membantu, makanya setiap pagi sudah srang sreng bareng di dapur. Walaupun dikejar waktu, di sela-sela memasak bersama itu bakal muncul obrolan-obrolan ringan yang asik. Hal itu sangat berguna untuk mempererat dan mengakrabkan hubungan kami.

Obrolan kitchen talk hanya seputar masalah-masalah sepele yang tak jarang kita tertawakan bersama bahkan kadang angan-angan yang masih jauh sekali. Kitchen Talk kali ini membahas tentang “bagaimana jika ada mahasiswa KKN yang menginap di rumah kita?”. Saya lupa bagaimana pembicaraan ini dimulai, sampai akhirnya kami menyiapkan beberapa rencana apabila ada mahasiswa KKN yang menginap di rumah kami.


Aturan bagi mahasiswa KKN di rumah kami:
  • -          Belanja dan memasak sendiri, kecuali di hari Minggu
  • -          Membiasakan shalat tepat waktu dan wajib jamaah di masjid apabila laki-laki
  • -          Tidak boleh membunyikan musik terlalu keras (lebih baik tidak memutar musik)
  • -          Batas jam malam adalah pukul 21.00, kecuali ada kegiatan
  • -          Bangun tidur harus sebelum subuh, tidak boleh malas-malasan
  • -          Harus setor nomor telepon orang tua masing-masing
  • -          Jalan-jalan bersama ketika hari Minggu

Itu ide suami dalam menerapkan aturan bagi mahasiswa KKN yang menginap di rumah kami. Mengingat remaja zaman sekarang kebanyakan manja dan kurang disiplin, suami ikut geregetan dan pengen ikut andil mendisiplinkan mereka. Pembicaraan semacam ini sebenarnya hanya bercandaan sebagai sarana menghangatkan suasana di rumah kami. Pada dasarnya kami berdua sama-sama doyan ngomong, makanya walaupun berdua rumah sudah rame. Membangun komunikasi tidak melulu membicarakan hal-hal serius saja. Hal-hal yang bersifat abstrak dan antah berantah semacam ini bagi kami penting untuk merekatkan komunikasi.

#hari4
#gamelevel1
#tantangan10hari

#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku "Rumahku Madrasah Pertamaku"

Judul Buku : Rumahku Madrasah Pertamaku (Panduan Keluarga Muslim dalam Mendidik Anak) Penulis : Dr. Khalid Ahmad Syantut Penerbit : Maskana Media (Imprint Pustaka Rumah Main Anak) Cetakan : kedua, Januari 2019 Jumlah Halaman : 184 halaman Pertama kali melihat iklan masa PO buku ini, saya langsung tertarik untuk memesannya. Saya memang senantiasa tertarik pada buku parenting . Ketidaksempurnaan dalam diri saya membuat saya ingin terus memperbaiki supaya kelak saya bisa mendidik anak-anak sesuai dengan apa yang Allah dan Rasul inginkan. Setelah menunggu selama kurang lebih dua minggu, akhirnya buku ini berada di pelukan saya. Desain dan layout buku yang menarik membuat saya ingin segera membacanya. Kemudian, saya bacalah buku ini, mengalahkan tumpukan buku lain yang belum sempat terbaca. "Rumahku Madrasah Pertamaku" begitulah judul buku ini. Sesuai dengan judulnya, buku ini mengingatkan saya kembali tentang betapa berpengaruhnya lingkungan rumah terhadap karakter a...

Review: Smart Hafiz Mempersiapkan Si Kecil Anti Smartphone

Akhir-akhir ini sering saya lihat anak-anak sudah susah terlepas dari gawai. Gawai yang mereka pakai biasanya jenis smartphone. Tak hanya anak-anak, balita bahkan batita juga sering saya lihat mulai menggunakan barang elektronik ini. Bagi saya, hal tersebut kurang mendidik. Anak-anak terutama balita seharusnya bermain untuk melatih kemampuan motorik mereka. Anak-anak yang lebih besar seharusnya bisa membangun interaksi dengan teman sebaya maupun orang di sekitarnya, bukan bersifat antisosial. Nah., latihan kemampuan motorik dan membangun kemampuan sosial ini yang tidak ditemukan dalam smartphone. Anak-anak cenderung pasif ketika menggunakan sartphone. Apalagi jika smartphone tersebut terhubung dengan internet. Anak usia 3 tahun pun bisa mengakses Youtube dan berselancar mencari video-video yang disukainya. Jika sudah terlanjur demikian, anak akan susah disapih dari benda bernama smartphone ini. Ketika kita ingin menyapih anak dari smartphone tantangannya lebih besar dibanding...

Pojok Bermain Lula

Bermain menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan dari masa kanak-kanak termasuk usia bayi. Bermain dibutuhkan anak-anak sebagai sarana eksplorasi sekaligus sebagai sarana bermain peran. Melalui bermain, anak-anak bisa mengeksplorasi lingkungan sekitarnya. Ia bisa mengenal berbagai bentuk benda, warna, halus kasar, besar kecil, dan sebagainya. Ketika ia memainkan sesuatu, ia berarti melihat dan memegang lebih dekat apa yang anak tersebut mainkan. Demikian pula dengan bermain peran. Dalam kegiatan bermain, kadang anak berperan seolah-olah menjadi penjual, ibu, dokter, pembeli, guru, atau pekerjaan lainnya. Peran yang dimainkan anak-anak bisa membantu memperkaya kosa kata yang dimilikinya. Apakah terdapat hubungan antara bermain dan mendidik? Menurutku bermain erat kaitannya dengan mendidik terutama bagi anak-anak di usia balita. Ketika bermain, ia sekaligus dapat belajar banyak hal. Misalnya, dalam permainan kubus meraba untuk bayi usia 6 bulan. Ketika bermain kubus meraba, bayi dapa...