Langsung ke konten utama

Eksekusi Pertama PR Kemandirian


Salah satu PR kemandirian yang harus segera dieksekusi adalah pembiasaan jalan pagi. Beberapa hari terakhir sering hujan di pagi hari, harapannya di hari pertama eksekusi ini cuaca mendukung. Dan.. Alhamdulillah, pagi-pagi tidak ada rintik hujan dan mendung tidak begitu tebal. Hal itu cukup membuat saya semangat di awal. Bermodalkan tekad demi kesehatan saya dan adek, akhirnya dimulailah jalan pagi sendirian. Hal ini cukup menjadi tantangan karena saya tergolong masih baru di lingkungan ini. Kadang masih terbersit rasa malu ketemu tetangga, tapi kalau malu terus menerus bisa bahaya efeknya.

Sejak sebelum tidur sudah menyemangati diri sendiri bahwa esok hari perjalanan hidup sehat dimulai. Sebelumnya, saya lebih suka malas-malasan sambil ngemil cantik seusai shalat Subuh, hasilnya berat badan naik berlebih (masya Allah,...). Karena sudah semangat dari semalam, hasilnya seusai shalat Subuh pun saya sudah semangat menunggu matahari terbit. Buru-buru menghabiskan segelas susu dan setelah matahari mulai terbit keluarlah saya untuk jalan pagi.

Jalanan masih sepi, dan itu sangat membantu saya untuk berjalan santai tidak memikirkan kendaraan yang berseliweran. Udara pagi yang masih segar membuat saya merasa tenang. Moment itu saya gunakan untuk menanamkan pikiran-pikiran positif dalam diri supaya tetap bahagia. Hal itu menjadi penting karena secara psikologis saya sering berlebihan ketika mengalami rasa takut. Tentu saja hal itu bisa memicu stres selama kehamilan, akibatnya tekanan darah naik. Hiks.... Untuk eksekusi awal, saya hanya mengambil waktu minimal yaitu 15 menit. Sedikit dulu asal konsisten insya Allah ada hasilnya. Lagipula saya juga harus membagi waktu untuk memasak sarapan sebelum suami berangkat bekerja.

Nah.. pelajaran hari ini, ketika rencana sudah dieksekusi ternyata tidak seburuk yang sudah dibayangkan. Hari ini lancar-lancar saja, ketemu tetangga juga santai, yang penting beramah tamah. Tinggal kekonsistenan saja dan semoga cuaca juga selalu mendukung.

#HariKedua
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunsayIIP
#MelatihKemandirian









Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku "Rumahku Madrasah Pertamaku"

Judul Buku : Rumahku Madrasah Pertamaku (Panduan Keluarga Muslim dalam Mendidik Anak) Penulis : Dr. Khalid Ahmad Syantut Penerbit : Maskana Media (Imprint Pustaka Rumah Main Anak) Cetakan : kedua, Januari 2019 Jumlah Halaman : 184 halaman Pertama kali melihat iklan masa PO buku ini, saya langsung tertarik untuk memesannya. Saya memang senantiasa tertarik pada buku parenting . Ketidaksempurnaan dalam diri saya membuat saya ingin terus memperbaiki supaya kelak saya bisa mendidik anak-anak sesuai dengan apa yang Allah dan Rasul inginkan. Setelah menunggu selama kurang lebih dua minggu, akhirnya buku ini berada di pelukan saya. Desain dan layout buku yang menarik membuat saya ingin segera membacanya. Kemudian, saya bacalah buku ini, mengalahkan tumpukan buku lain yang belum sempat terbaca. "Rumahku Madrasah Pertamaku" begitulah judul buku ini. Sesuai dengan judulnya, buku ini mengingatkan saya kembali tentang betapa berpengaruhnya lingkungan rumah terhadap karakter a...

Review: Smart Hafiz Mempersiapkan Si Kecil Anti Smartphone

Akhir-akhir ini sering saya lihat anak-anak sudah susah terlepas dari gawai. Gawai yang mereka pakai biasanya jenis smartphone. Tak hanya anak-anak, balita bahkan batita juga sering saya lihat mulai menggunakan barang elektronik ini. Bagi saya, hal tersebut kurang mendidik. Anak-anak terutama balita seharusnya bermain untuk melatih kemampuan motorik mereka. Anak-anak yang lebih besar seharusnya bisa membangun interaksi dengan teman sebaya maupun orang di sekitarnya, bukan bersifat antisosial. Nah., latihan kemampuan motorik dan membangun kemampuan sosial ini yang tidak ditemukan dalam smartphone. Anak-anak cenderung pasif ketika menggunakan sartphone. Apalagi jika smartphone tersebut terhubung dengan internet. Anak usia 3 tahun pun bisa mengakses Youtube dan berselancar mencari video-video yang disukainya. Jika sudah terlanjur demikian, anak akan susah disapih dari benda bernama smartphone ini. Ketika kita ingin menyapih anak dari smartphone tantangannya lebih besar dibanding...

Pojok Bermain Lula

Bermain menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan dari masa kanak-kanak termasuk usia bayi. Bermain dibutuhkan anak-anak sebagai sarana eksplorasi sekaligus sebagai sarana bermain peran. Melalui bermain, anak-anak bisa mengeksplorasi lingkungan sekitarnya. Ia bisa mengenal berbagai bentuk benda, warna, halus kasar, besar kecil, dan sebagainya. Ketika ia memainkan sesuatu, ia berarti melihat dan memegang lebih dekat apa yang anak tersebut mainkan. Demikian pula dengan bermain peran. Dalam kegiatan bermain, kadang anak berperan seolah-olah menjadi penjual, ibu, dokter, pembeli, guru, atau pekerjaan lainnya. Peran yang dimainkan anak-anak bisa membantu memperkaya kosa kata yang dimilikinya. Apakah terdapat hubungan antara bermain dan mendidik? Menurutku bermain erat kaitannya dengan mendidik terutama bagi anak-anak di usia balita. Ketika bermain, ia sekaligus dapat belajar banyak hal. Misalnya, dalam permainan kubus meraba untuk bayi usia 6 bulan. Ketika bermain kubus meraba, bayi dapa...