Langsung ke konten utama

Cuaca Cerah Moodbooster Alami


Setelah melewati cuaca mendung dan hujan selama berhari-hari, akhirnya pagi ini awan mendungnya hilang. Mungkin beberapa hari yang lalu hujan terus menerus karena efek siklon cempaka dilanjut siklon dahlia. Dan... hari ini bertepatan dengan acara Maulid Nabi di desa, cuaca seketika cerah. Matahari gak pake malu-malu menyembul. Dalam pikiran saya langsung terlintas cucian...cuciaan..cucian. Sudah terbayang apa saja yang harus dicuci, kalau gak lagi hamil mungkin semua isi rumah yang bisa dicuci bakalan dicuci. Nah.. sebelum agenda cuci mencuci, pagi-pagi tetap harus melakukan rutinitas harian. Jalan pagi.....

Cuaca cerah dan jalanan yang kering menambah semangat jalan-jalan hari ini. Walaupun masih sama sihh.. suami libur, saya tetap sendirian. Jarang-jarang jalan pagi dalam suasana cerah dan bersahabat, jadi jalan-jalan hari ini terasa ringan dan menyenangkan sekali. Langkah kaki juga lebih ringan daripada biasanya. Saya baru sadar menghirup nafas dalam-dalam di pagi hari efeknya bagus banget buat ketenangan. Dikarenakan hari ini hari libur, di jalan berpapasan dengan banyak orang, Saat ini sih udah gak ada malu-malu lagi mau ketemu tetangga siapa aja, entah yang udah kenal maupun yang belum kenal. Enjoy aja di setiap langkahnya. Cuaca yang bersahabat juga membuat saya berkeinginan menambah jarak tempuh. Dalam hati merasa sayang kalau jalan-jalan pagi ini terlalu singkat. Akhirnya, jarak tempuh ditambah sedikit lagi. Kebetulan jalan tempat saya jalan-jalan adalah jalan sepi, dan kanan kirinya masih area persawahan. Kalau pagi dan cerah pemandangannya nyaman banget di mata (Qodarullah.. saya gak pernah bawa HP selama jalan-jalan, jadi gak sempat foto). Hasil dari jalan pagi hari ini, hati rasanya longgar dan seneng.

Sampai di rumah, seperti biasa... Suami udah menyiapkan cemilan sehat dan buah. Saya gak istirahat lama-lama, karena pikiran udah penuh dengan cucian.. hehehe. Baju kemarin yang belum kering plus cucian baru, semua langsung dijemur. Selesai nyuci, belum sempat istirahat. Qodarullah.. dipanggil ibu mertua dari rumah sebelah untuk membantu menyiapkan makanan, kalau di sini istilahnya “nasi berkat” (dalam rangka peringatan Maulid Nabi). Mana mungkin menolak, akhirnya bantu-bantulah saya di rumah mertua. Selesai itu semua, masya Allah lapernya bukan main. Langsung makan, ambil sayur dan lauk dari ibu mertua (belum sempat masak.. hehe). Baru setelah itu istirahat agak lama. Baru kali ini, masih pagi sudah aktivitas padat. Sesekali sambil sounding ke adek supaya ia tetap kuat dan sehat-sehat.

Bisa aktif di pagi hari dengan banyak kegiatan mungkin salah satu efek cuaca cerah. Mau malas-malasan rasanya sayang banget kalau cuaca sedang cerah. Dan benar saja... seharian benar-benar aktif, sampai kaki cenut-cenut saking aktifnya. Insya Allah.. adek gapapa diajakin aktif, dia di dalam juga masih aktif-aktif aja kok. Kata suami, mungkin si adek ngikut ibunya, kalau ibunya males dia ikutan males-malesan, kalau ibunya aktif, dia ikut aktif.. hihi. Lucu yaaa.... >,<

#HariKelima
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunsayIIP

#MelatihKemandirian

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku "Rumahku Madrasah Pertamaku"

Judul Buku : Rumahku Madrasah Pertamaku (Panduan Keluarga Muslim dalam Mendidik Anak) Penulis : Dr. Khalid Ahmad Syantut Penerbit : Maskana Media (Imprint Pustaka Rumah Main Anak) Cetakan : kedua, Januari 2019 Jumlah Halaman : 184 halaman Pertama kali melihat iklan masa PO buku ini, saya langsung tertarik untuk memesannya. Saya memang senantiasa tertarik pada buku parenting . Ketidaksempurnaan dalam diri saya membuat saya ingin terus memperbaiki supaya kelak saya bisa mendidik anak-anak sesuai dengan apa yang Allah dan Rasul inginkan. Setelah menunggu selama kurang lebih dua minggu, akhirnya buku ini berada di pelukan saya. Desain dan layout buku yang menarik membuat saya ingin segera membacanya. Kemudian, saya bacalah buku ini, mengalahkan tumpukan buku lain yang belum sempat terbaca. "Rumahku Madrasah Pertamaku" begitulah judul buku ini. Sesuai dengan judulnya, buku ini mengingatkan saya kembali tentang betapa berpengaruhnya lingkungan rumah terhadap karakter a...

Review: Smart Hafiz Mempersiapkan Si Kecil Anti Smartphone

Akhir-akhir ini sering saya lihat anak-anak sudah susah terlepas dari gawai. Gawai yang mereka pakai biasanya jenis smartphone. Tak hanya anak-anak, balita bahkan batita juga sering saya lihat mulai menggunakan barang elektronik ini. Bagi saya, hal tersebut kurang mendidik. Anak-anak terutama balita seharusnya bermain untuk melatih kemampuan motorik mereka. Anak-anak yang lebih besar seharusnya bisa membangun interaksi dengan teman sebaya maupun orang di sekitarnya, bukan bersifat antisosial. Nah., latihan kemampuan motorik dan membangun kemampuan sosial ini yang tidak ditemukan dalam smartphone. Anak-anak cenderung pasif ketika menggunakan sartphone. Apalagi jika smartphone tersebut terhubung dengan internet. Anak usia 3 tahun pun bisa mengakses Youtube dan berselancar mencari video-video yang disukainya. Jika sudah terlanjur demikian, anak akan susah disapih dari benda bernama smartphone ini. Ketika kita ingin menyapih anak dari smartphone tantangannya lebih besar dibanding...

Pojok Bermain Lula

Bermain menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan dari masa kanak-kanak termasuk usia bayi. Bermain dibutuhkan anak-anak sebagai sarana eksplorasi sekaligus sebagai sarana bermain peran. Melalui bermain, anak-anak bisa mengeksplorasi lingkungan sekitarnya. Ia bisa mengenal berbagai bentuk benda, warna, halus kasar, besar kecil, dan sebagainya. Ketika ia memainkan sesuatu, ia berarti melihat dan memegang lebih dekat apa yang anak tersebut mainkan. Demikian pula dengan bermain peran. Dalam kegiatan bermain, kadang anak berperan seolah-olah menjadi penjual, ibu, dokter, pembeli, guru, atau pekerjaan lainnya. Peran yang dimainkan anak-anak bisa membantu memperkaya kosa kata yang dimilikinya. Apakah terdapat hubungan antara bermain dan mendidik? Menurutku bermain erat kaitannya dengan mendidik terutama bagi anak-anak di usia balita. Ketika bermain, ia sekaligus dapat belajar banyak hal. Misalnya, dalam permainan kubus meraba untuk bayi usia 6 bulan. Ketika bermain kubus meraba, bayi dapa...