Langsung ke konten utama

CHEERDIO (CHEERFUL RADIO) SEBAGAI PEMBERSIH POLUSI KARAKTER PADA ANAK-ANAK USIA SEKOLAH DASAR

Cheerdio sebagai media komunikasi sekolah dan wahana pendidikan karakter. Pendidikan karakter melalui Cheerdio diwujudkan dengan mengembalikan dunia anak yang sebenarnya yaitu dunia fantasi dan dunia bermain. Caranya adalah dengan memutarkan lagu anak-anak yang sesuai dengan perkembangan mereka sebagai seorang anak. Industri music Indonesia yang enggan meluncurkan album-album musik anak membuat pihak sekolah bekerja keras untuk melawan arus lingkungan yang merusak moral anak bangsa tersebut. Salah satu caranya adalah mengenalkan kembali lagu anak yang sudah mulai tenggelam digantikan dengan lagu-lagu dewasa.

Teknik Implementasi
Cheerdio ini disiarkan setiap hari pada saat jam istirahat. Pemutaran lagu disesuaikan dengan tema siaran, dengan maksud siswa dapat menerapkan pesan-pesan moral dalam lagu tersebut dengan lebih mudah karena lagu yang diputar sudah disesuaikan dengan tema siaran. 


Hasil yang Diharapkan
Melalui Cheerdio diharapkan siswa sekolah dasar dapat beralih menyukai lagu anak-anak dan menyanyikan lagu anak-anak. Mereka menjadi jati diri yang nyata sebagai anak-anak dengan dunia fantasi mereka sehingga mereka berkembang sebagaimana mestinya bukan berkembang sebelum waktunya. Perkembangan yang sesuai dengan porsinya membuat otak mereka dapat berkembang dengan baik. Sesuai dengan tujuan pendidikan yaitu membentuk manusia Pancasilais. Hal ini akan terbentuk dengan sempurna jika karakter dasar anak adalah pondasi karakter yang baik sesuai dengan porsinya. 
Anak yang masih dalam masa perkembangan harus senantiasa disuguhkan acara-acara yang sesuai dengan perkembangannya. Dalam hal ini, orang tua maupun sekolah harus waspada terhadap buku-buku bacaan, film, pertunjukan dan lagu-lagu yang dihayati oleh anak. Harus dijaga jangan sampai dengan fantasinya ini anak terjerumus ke dalam perbuatan-perbuatan yang menyimpang. 
Cheerdio ini semoga dapat menjadi media yang inspiratif dalam membentuk karakter anak menuju manusia Pancasilais yang seutuhnya. 

"Lomba Gagasan Tulis Ilmiah Tahun 2011" 
   

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku "Rumahku Madrasah Pertamaku"

Judul Buku : Rumahku Madrasah Pertamaku (Panduan Keluarga Muslim dalam Mendidik Anak) Penulis : Dr. Khalid Ahmad Syantut Penerbit : Maskana Media (Imprint Pustaka Rumah Main Anak) Cetakan : kedua, Januari 2019 Jumlah Halaman : 184 halaman Pertama kali melihat iklan masa PO buku ini, saya langsung tertarik untuk memesannya. Saya memang senantiasa tertarik pada buku parenting . Ketidaksempurnaan dalam diri saya membuat saya ingin terus memperbaiki supaya kelak saya bisa mendidik anak-anak sesuai dengan apa yang Allah dan Rasul inginkan. Setelah menunggu selama kurang lebih dua minggu, akhirnya buku ini berada di pelukan saya. Desain dan layout buku yang menarik membuat saya ingin segera membacanya. Kemudian, saya bacalah buku ini, mengalahkan tumpukan buku lain yang belum sempat terbaca. "Rumahku Madrasah Pertamaku" begitulah judul buku ini. Sesuai dengan judulnya, buku ini mengingatkan saya kembali tentang betapa berpengaruhnya lingkungan rumah terhadap karakter a...

Review: Smart Hafiz Mempersiapkan Si Kecil Anti Smartphone

Akhir-akhir ini sering saya lihat anak-anak sudah susah terlepas dari gawai. Gawai yang mereka pakai biasanya jenis smartphone. Tak hanya anak-anak, balita bahkan batita juga sering saya lihat mulai menggunakan barang elektronik ini. Bagi saya, hal tersebut kurang mendidik. Anak-anak terutama balita seharusnya bermain untuk melatih kemampuan motorik mereka. Anak-anak yang lebih besar seharusnya bisa membangun interaksi dengan teman sebaya maupun orang di sekitarnya, bukan bersifat antisosial. Nah., latihan kemampuan motorik dan membangun kemampuan sosial ini yang tidak ditemukan dalam smartphone. Anak-anak cenderung pasif ketika menggunakan sartphone. Apalagi jika smartphone tersebut terhubung dengan internet. Anak usia 3 tahun pun bisa mengakses Youtube dan berselancar mencari video-video yang disukainya. Jika sudah terlanjur demikian, anak akan susah disapih dari benda bernama smartphone ini. Ketika kita ingin menyapih anak dari smartphone tantangannya lebih besar dibanding...

Pojok Bermain Lula

Bermain menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan dari masa kanak-kanak termasuk usia bayi. Bermain dibutuhkan anak-anak sebagai sarana eksplorasi sekaligus sebagai sarana bermain peran. Melalui bermain, anak-anak bisa mengeksplorasi lingkungan sekitarnya. Ia bisa mengenal berbagai bentuk benda, warna, halus kasar, besar kecil, dan sebagainya. Ketika ia memainkan sesuatu, ia berarti melihat dan memegang lebih dekat apa yang anak tersebut mainkan. Demikian pula dengan bermain peran. Dalam kegiatan bermain, kadang anak berperan seolah-olah menjadi penjual, ibu, dokter, pembeli, guru, atau pekerjaan lainnya. Peran yang dimainkan anak-anak bisa membantu memperkaya kosa kata yang dimilikinya. Apakah terdapat hubungan antara bermain dan mendidik? Menurutku bermain erat kaitannya dengan mendidik terutama bagi anak-anak di usia balita. Ketika bermain, ia sekaligus dapat belajar banyak hal. Misalnya, dalam permainan kubus meraba untuk bayi usia 6 bulan. Ketika bermain kubus meraba, bayi dapa...